Sunday 10 November 2013

السلام عليكم ورحمة الله وبركا ته KHUTBAH IDUL FITRI 1433 H Membangun Rumah Iman dan Islam Menuju Kesejahteraan Dunia Akhirat Oleh: Hurnawijaya Al-Khairy, QH., S.H.I., S.Pd. الله اكبر3x . الله اكبر كبيرا والحمد الله كثيرا, وسبحن الله بكرة واصيلا, لااله الا الله وحده لا شريك له الله اكبر والله الحمد, الله اكبر كُلّمَا اَوْرَقَ عُوْدٌ وَاَثْمَرْ, وَهَلَّلَ مُهَلِّلٌ وَكَبَّرَ وَصَامَ صَائِمٌ وَفِي مِثْلِ هَذَا اليَوْمِ الْظِيْمِ اَفْطَرْ, الله اكبر مَا صُلِّيَتِ التَّرَاوِيْحِ , وَاَضَاءَتِ اْلمَسَاجِدُ بِا الْمَصَابِيْحِ, وَذَكَرَ اللهَ بِلِسَانٍ عَرَبِيٍّ فَصِيْحِ, وَتَجَنَّبَ الصَّائِمُوْنَ فِي مِثْلِ هَذَا الْيَوْمِ الْعَظِيْمِ كَلَّ فِعْلٍ قَبِيْحِ, الله اكبر مَا اَعْقَبَ الْفِطْرُ الصَّوْمَ, وَذَهَبَ يَوْمٌ وَاَقْبَلَ يَوْمٌ, وَاَيْقَظَ اللهُ الْغَافِلِيْنَ مِنَ السَّنَةِ وَالنَّوْمِ, وَغَفَرَ اللهُ لَهُمُ الْخَطَيَا يَوْمًا بَعْدَ يَوْمٍ, الله اكبر. الحمدلله اَلْمَلِكِ اْلقَادِرِ, اَلْحَلِيْمِ اْلسَّا تِرِ, اَلَّذِي لَيْسَ لِابْتِدَئِهِ اَوَّلٌ وَلاَ لِانْتِحَائِهِ آخِرٌ, سَبْحَانَهَ وَتَعَلَى وَهُوَ اْلمَلِكُ اْلقَادِرِ, واشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له, شَهَادَةً تُنْجِي قَائِلَهَا مِنْ هَوْلِ اْلمَقَابِرِ, واشهد ان سيدنا ونبينا محمدا عبده ورسوله , اَلَّذِى اتَّخَذَهُ اللهَ مِنْ اَفْصَحِ اْلقَبَا ئِلِ وَاَحْسَنِ اْلعَنَاصِيْرِ, صلى الله عليه واصحابه صلاة وسلاما دَا ئِمَيْنِ مُتَلاَ زِمَيْنِ اِلَى يَوْمِ الأخِرِ, وسلم تسليما كثيرا. ايها الناس اتق االله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسامون. Pada pagi hari yang hidmat dan sakral ini, seiring dengan semburatnya sinar mentari pagi, yang memancarkan kebesaran dan keagungan ilahi Rabbi, marilah kita panjatkan puji syukur yang sedalam-dalamnya kehadirat-Nya. Yang telah menghantarkan kita pada puncak kemenangan dan kebahagiaan. Sebuah kebahagiaan yang didasarkan atas argumentasi agama, sebuah kebahagiaan dan kemenangan yang didasarkan pada keimanan. Selanjutnya marilah kita terus pertahankan dan tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT dalam arti sebenarnya dengan menjalankan seluruh perintah-perintah-Nya dan menjauhi segenap larangan-Nya. Kesucian diri yang telah kita capai di bulan Ramadhan terus kita pertahankan sekuat-kuatnya sehingga tiba saatnya kita bertemu dengan Allah SWT dalam keadaan Ridho dan diridhoi. amin. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Satu bulan penuh kita berpuasa, melakukan jihad besar, bertempur melawan hawa nafsu, dengan berpuasa di siang hari, melakukan shalat tarawih di malam harinya, bertadarrus al-Qur’an, berzikir, membaca shalawat, memperbanyak amal dan sedekah, mengeluarkan zakat fitrah, zakat mal, dan amalan-amalan lainnya sejak matahari tenggelam di kaki langit sebelah barat. Kini telah sampailah kita pada puncak kemenangan dari serentetan perjuangan itu yaitu Idul Fitri. Sungguh merupakan kemenangan yang membanggakan dan sangat menggembirakan, terutama yang dapat merasakan kebahagiaan itu adalah mereka yang secara aktif mengikuti proses tahapan demi tahapan dari perjuangan tersebut. Dan bagi mereka inilah yang sesungguhnya mendapatkan predikat Idul Fitri (kembali pada kesucian), terbebas dari dosa dan noda. Bahkan dengan bangga Allah memproklamirkan pada penghuni langit dan para malaikat. Sebagaimana yang tertuang dalam kitab Al-Aqidatul Islamiyyah karangan Assyaikh Muhammad Al-Ghazali RA bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim RA: اذا كان يَوْمَ اْلِفْطْرِ يُبْعَثُ اللهُ اْلمَلَئِكَةَ فَيَهْبِطُوْنَ اِلَى اْلأَرْضِ فِي كُلِّ الْبِلَادِ فَيَقُولُوْنَ يَا اُمَّةَ مُحَمَّدٍ اَخْرَجُوْااِلَى رَبِّ كَرِيْمِ. فَإِذَا بَرَزُوااِلَى مُصَلاَّهُمْ يَقُولُ اللهِ . اِشْهَدُ يَا مَلَئِكَةِ اِنِّي قَدْ جَعَلْتُ ثَوَابَهُمْ عَلَى صِيَاِمهِمْ رِضَاى وَمَغْفِرَتِي. “Apabila hari raya fitri tiba, Allah SWT mengutus para Malaikat turun ke bumi di setiap daerah, mereka berkata, ‘Hai umat Muhammad! Keluarlah kamu semua menuju Tuhan yang Maha Mulia!’. Ketika mereka sudah tanpak keluar(dari rumah) menuju tempat shalat idul fitri, Allah SWT berfirman, “Wahai para malaikat-Ku, saksikanlah, bahwa sesungguhnya Aku telah menyempurnakan pahala puasa mereka dengan mendapatkan keridhaan dan ampunan-Ku’” Namun demikian, kita tidak boleh lengah dan harus tetap waspada karena pada saat ini, panglima iblis memekik histeris mengumpulkan prajurit-rajuritnya, memberikan komando agar bekerja ekstra keras, membalas kekalahannya dengan menjerumuskan ummat Muhammad ke dalam kenistaan. Dengan menggoda mereka agar melakukan pesta lebaran dengan budaya-budaya yang tidak islami dan memperturutkan hawa nafsu mereka. Hal ini sebagaimana disinyalir oleh Rasulullah SAW dalam sabda Beliau yang termaktub dalam kitab Khasa’isul Ummatil Muhammadiyyah karangan As-Syaikh As-Sayyid Muhammad bin Alawy bin Abbas Al-Makki Al-Maliki al-Hasani RA sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Abdullah bin Mas’ud bahwa beliau bersabda: اِنَّ اِبْلِيْسَ عَلَيْهِ اللَّعْنَةَ يَصِيْحُ فِي كُلِّ يَوْمِ عِيْدٍ فَيَجْتَمِعُ اَهْلُهُ عِنْدَهُ فَيَقُوْلًوْنَ : يَا سَيِّدِنَا مَنْ اَغْضَبَكَ اِنَّا نُكَثِّرُهُ- فَيَقُوْلُ: لاَ شَيْئَ , وَلَكِنِّ اللهَ تَعَلَى قَدْ غَفَرَ لِهَذِهِ الأُمَّةِ فِي هَذِهِ اْليَوْمِ فَعَلَيْكُمْ اَنْ تَشْغَلُوْهُمْ بِاللَّذَاتِ وَالشَّهَوَاتِ وَشُرْبِ اْلخَمْرِ حَتَّى يَبْغَضَهُمُ اللهُ. “Sesungguhnya iblis terlaknat berteriak histeris pada setiap hari raya, lalu gologannya berkumpul di sisinya seraya bertanya: ‘Wahai pemimpin kami, siapakah gerangan yang telah membuat paduka iblis murka? Biarlah kami akan hancurkan’. Iblis berkata: bukan siapa-siapa, hanya saja Allah SWT pada hari ini telah memberikan ampunan kepada umat Muhammad, oleh sebab itu, hendaklah kalian bekerja keras, sibukkan mereka dengan kenikmatan-kenikmatan dan kesenangan syahwat, sehinga Allah SWT menjadi murka kepada mereka. Allahu akbar 3x Walillahil hamd! Karena itulah hari raya janganlah sebagai ajang untuk melampiaskan hawa nafsu syahwat yang telah mampu kita redam selama sebulan lamanya. Haruslah kita sadari bahwa ceremoni ritual idul fitri mengandung muatan ibadah baik secara vertikal maupun horizontal. Ibadah sosial pada idul fitri tidak hanya terbatas pada solidaritas sosial, juga harus bermurah hati dalam aspek moral dan spiritual dengan bersilaturrahmi dan saling maaf memaafkan. Tindakan moral dan spiritual inilah yang oleh masyarakat lombok pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya dijadikan sebagai ritual pokok dalam berhari raya idul fitri. Setelah dosa secara vertikal terampuni, maka dosa horizontalpun harus diupayakan dapat terampuni pula, sehingga kita benar-benar dalam kondisi fitrah dari dosa-dosa secara vertikal maupun horizontal. Dari sinilah maka budaya sling maaf memaafkan menjadi melembaga di dalam merayakan Idul fitri di kalangan masyarakat kita yang lebih populer dikenal dengan istilah halal bihaal. Pada kesempatan yang berbahagia ini, sebagai parcel atau bingkisan lebaran izinkan saya untuk menguraikan sedikit tentang hakikat iman dan taqwa dalam membangun kebahagiaan yang hakiki bagi kaum muslimin. Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah Karunia dan kenikmatan terbesar yang dianugerahkan oleh Allah, kepada kita berupa iman dan islam. Keimanan merupakan kenikamatan yang paling besar, yang diberikan Allah kepada kita, kita telah diberi petunjuk oleh Allah sehingga menjadi orang yang beriman dan memeluk agama yang benar yaitu islam, hal itu merupakan kenikmatan yang paling tinggi dan tiada bandingannya. Barangkali selama ini kita kurang merasakan akan hal itu, dan menganggap bahwa apa yang kita yakini sebagai kebenaran itu merupakan suatu hal yang biasa yang tidak istimewa. Padahal dengan keimanan dan keislaman akan menghantarkan seorang kepada kebahagiaan hidup di dunia, utamanya di akhirat kelak. Untuk sampai pada kesadaran akan besarnya kenikmatan iman yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT Marilah kita perhatikan firman Allah SWT: فَمَنْ يُرِدِاللهُ اَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَهْ صَدْرَهُ لِلْلاِسْلاَمِ وَمَنْ يُرِدْ اَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَّيقًا حَرَجًا كَاَنَّمَا يَصَّعَّدُ فَى السَّمَاءِ كَذَلِكَ يَجْعَلُ اللهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ. “Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya di melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah berada dalam kesesatan niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki kelangit. Begitulah Allah menimpahkan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman”. (QS. Al-An’am: 125) Dari ayat tersebut, kita mendapatkan pemahaman dengan jelas bahwa nilai-nilai keimanan yang kemudian diiringi dengan keislaman akan membawa dampak kejiwaan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Keimanan yang benar merupakan kunci kelapangan dada didalam menjalankan kehidupan menuju kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan dengan keimanan yang benar kepada Allah, ketakutan maupun kekhawatiran seorang menjadi sirna dan kehidupan menjadi terbimbing dan terarah sehingar terhindar dari perbuatan dosa. Kualitas iman seseorang dapat diukur dengan komitmennya terhadap penegakan ajaran islam secara menyeluruh baik secara vertika maupun horizontal, yang terkait deng kehidupan pribadi, keluarga maupun sosial masyarakat. Untuk itu, pada kesempatan yang mulia dan berbahagia ini saya ingin mengajak untuk sama-sama kita membuka hati dan merenungi keagungan nikmat ini. Dengan begitu, kita berharap agar menjadi golongan hamba Allah yang mendapat pertolongan-Nya dalam pertahankan akidah dan keimanan dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun. Dengan keimanan, sesungghnya Allah telah membuka pertalian dan menjaga setiap gerak-gerik, serta tindakan kita agar selalu berada dijalan yang lurus dan benar. Dan keimanan itu pula yang akan dapat menyelamatkan kita setelah mati untuk menghadap kehadirat Allah SWT dan melaporkan amal perbuatan kita masing-masing. Oleh sebab itu, maka nikmat iman ini harus selalu dijaga, dirawat dan dikembangkan agar semakin kuat dan berkualitas. Agar keimanan kita tetap terpelihara dan terjaga serta terus mengalami peningkatan kualitas ada beberapa hal yang patut untuk kita tanamkan dalam jiwa kita masing-masing. Dalam kitab Mukhtaral Ahaditsin-Nabawiyyah karangan As-Syaikh As-Sayyid Ahmad Al-Hasyimi Beik halaman 73, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari Anas Bin Malik RA: ثلاث من كنا فيه وجد حلاوة الايمان ان يكون الله ورسوله احب اليه مما سواهما وان يحب المرء لايحبه الا لله وان يكره ان يعود فى الكفر بعد ان انقذه الله منه كما يكره ان يلقى فى النار. “Ada tiga hal dimana barang siapa ketiganya itu berada padanya, maka ia akan memperoleh kenikmatan iman. Pertama, apabila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada yang lain. Kedua, apabila ia mencintai seseorang semata-mata karena Allah. Dan ketiga, apabila ia membenci kembali kepada kekufuran setelah diselamatkan dari itu, sebagaimana kebenciannya untuk dimasukkan ke neraka. Kaum Muslimin-Muslimat Rahimakumullah Kalau kita perhatikan, sebenarnya Ramadhan serta segala aktifitas ibadah di dalamnya telah mendidik kita untuk memiliki ketiga hal tersebut. Perhatikanlah bagaimana kita telah digembleng selama satu bulan penuh dengan Qiyamullail, dengan tadarrus al-Qur’an, dengan dzikir, tahlil, takbir, dan tahmid, dengan sholawat, dengan sholat ajama’ah tarawih dan witir, dengan sahur serta yag tterpenting dengan menahan diri dari lapar dan dahaga pada siang hari. Semuanya seakan mendidik dan mentarbiyah kita untuk mencintai Allah dan Rasulnya di atas segala-galanya sebab hanya orang yang beriman yang didasari dengan cinta yang tulus-ikhlaslah yang akan secara sempurna mengisi ramadhan dengan seluruh aktifitas ibadah-ibadah tersebut. Kemudian kecintaan kepada sesama yang dilandasi kecintaan kepada Allah dan Rasulnya telah kita buktikan dengan kebersamaan dalam ukhuwah yang indah, dengan berbagi kebahagiaan kepada sesama, serta dengan saling maaf mema’afkan pada hari nan fitri ini. Hanya saja yang menjadi pertanyaan akankah kita mampu untuk mempertahankan hal tersebut setelah bulan suci ramadhan ini? Akankah kita benci untuk kembali kepada amalan-amalan ahi neraka setelah kita diselamatkan oleh Allah SWT? Akankah spirit Ramadhan mampu mampu untuk kita pertahankan selama 11 bulan ke depan? Semuanya hanya masing-masing dari diri kitalah yang mampu menjawabnya dengan ucapan serta dengan perbuatan dan amalan-amalan kita. Dengan demikian jelaslah bagi kita bahwa memelihara dan meningkatkan keimanan menjadi sebuah keharusan yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan iman, manusia terbimbing ke jalan kebenaran. Dengan islam , manusia akan terbimbing untuk mencari jalan lurus yang akan mengantarnya menuju syurga. Sebaliknya, keimanan yang rapuh akan berpengaruh sangat buruk pada jiwa seseorang, jiwanya akan menjadi gelap, batinnya terasa sesak oleh beban-beban kehidupan yang seharusnya tidak menjadi prioritas. Disinilah letak perbedaan kualitas manusia. manusia yang memiliki iman yang kuat akan selalu sadar kemana arah kehidupan yang seharusnya menjadi tujuannya. Sementara orang yang tidak memilikinya, akan selalu didominasi oleh hawa nafsu, dan keinginan-keinginan yang tak menentu. Oleh sebab itu, disamping hal tersebut di atas dalam rangka untuk mempersubur dan memperkuat keimanan, kami simpulkan beberapa hal dengan mengutip Wasiat Renungan Masa TGKH. M. Zainuddin Abdul Madjid: Pertama: Terus menerus berusaha memantapkan dan meningkatkan keimanan, bahwasanya tidak ada yang patut di sembah melainkan Allah swt. Dari tauhid serta keyakinan yang semakin mantap inilah kemudian tumbuh kesadaran yang tinggi untuk senentiasa beribadah, memperbanyak amal sholih demi mengabdi kepada Allah dengan penuh keikhlasan, dan menghindari diri dari prilaku syetan. “Wahai ananda hidupkan taqwa, matikan syaitan matikan hawa Karena taqwa pembuka syurga, syaitan dan hawa pintu neraka Wahai anakku janganlah lilus, cahaya imanmu nyalakan terus Jangan padamkan lantaran pulus, berkat hilang hubungan putus. Teguhkan hatimu kepada Tuhan, hidupkan taqwa hidupkan iman Janganlah sampai takut bayangan, dan kadal geresek di tepi jalan.” Kedua: memelihara keimanan dan keislaman dalam arti tetap berpijak dan berpegang pada jalan yang benar yang telah disyari’atkan oleh Allah melalui para Nabi dan utusan-Nya dengan penuh kesungguhan dalam segala aspeknya sebab Islam tidak terbatas pada ritual ibadah tetapi juga pada seluruh aspek kehidupan. “Agama bukan sekedar ibadah, puasa sembahyang di atas sujadah Tapi agama mencakup syari’ah, mencakup aqidah mencakup hukumah.” Kalaulah ingin dapat faidah, Tuluskan hati rapikan lidah Pandai bergaul secara hikmah, empa’ bau tunjung tilah.” Ketiga: suka menhadiri majelis ta’lim dan ulama. Karena ulama’ adalah pewaris para Nabi, yang memancarkan sinar keimanan dan keikhlasan. Para ulama ibarat lampu yang menerangi kegulitaan, seandainya tidak ada ulama,tentu manusia akan hidup dalam pekatnya kegelapan, karena ulama’ adalah sebagai pewaris dan penyambung lidah perjuangan Rasulullah SAW. “Tetap bersama kaum mukhlisin, tetap beserta kaum sholihin Teguhkan hubungan dengan muhibbin, putuskan hubungan dengan mufsidin. Karena insan dijadikan Tuhan, mengabdikan diri sepanjang zaman Bukan pokoknya makan dan makan, tapi pokoknya bersihkan iman.” Keempat: menjaga dan membentengi iman dari emosi dan kerusakan yang ditimbulkan oleh gemerlapnya kesenangan dan kemewahan kehidupan duniawi, sebab tidak sedikit kita jumpai orang-orang yang karena keadaan kehidupannya serba terkecukupi, serba indah dan manis, akhirnya hanyut kelembah angkara murka, terjerembab dalam kemaksiatan, seinga imannya menjadi merosot dan keropos bahkan terlepas dati padanya. Demikian pula tidak sedikit orang yang hidupnya serba kekurangan dan kesulitan, tergoda oleh kemanisan semu kehidupan dunia sehingga rela melepaskan keimanannya, demi harta dan kenikmatan dunia yang bersifat semu dengan karaktenya yang menipu. “Auliya’ullah berkata selalu, zaman sekarang maupun dahulu Iman taqwa hidupkan olehmu, kemudian baru mencari sangu. Sangat durhaka seorang hamba, menjual iman melelang taqwa Membuang diri dan ibu bapa , mengejar bayangan kursi dunia.” Dengan demikian jelaslah bagi kita, bahwa keimanan harus dijaga dan dirawat serta ditingkatkan kualitasnya dengan sikap ketulusan kepada Allah. Atu menjadikan Allah sebagai orientasi dan tujuan hidup. Indikasinya adalah apapun yang dilakukan semata-mata kerena dilandasi oleh tujuan untuk mendapatkan keridhoan-Nya bukan dilandasi oleh kepentingan-kepentingan yang lainnya. Dengan demikian batin kita akan menjadi tersinari dan terang di dalam menjalani realitas kehidupan. Menilai diri kiranya sangat diperlukan untuk mengetahui sampai dimanakah kadar keimanan kita kepada Allah. Masihkan keimanan kita disertai ini disertai oleh keterpaksaan yang justru berlawanan dengan nilai-nilai keimanan tersebut? Ataukah keimanan itu telah bersemayam di lubuk hati yang dalam sehingga dapat membawa kita kepada nilai-nilai luhurnya?. Tentu hal itu,hanya dari diri kita masing-masing yang mengetahui. Yang jelas sampai dimanapun kadar keimanan kita sekarang, jika selama ini kita bina dan kembangkan dengan baik, maka semakin lama keimanan itu akan semakin subur dan kokoh dalam jiwa kita. .بارك الله لي ولكم في القران العظيم ونفعني واياكم بما فيه من الايات والذ كر الحكيم. وتقبل منى ومنكم تلا وته انه هو السميع العليم. اقول قولى هذا واستغفرالله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه انه هو الغفورالرحيم.   KHUTBAH KEDUA IDUL FITRI 1433 H الله اكبر الله اكبر كبيرا والحمد لله كثير وسبحان الله بكرة واصيلا لااله الا الله والله اكبر ولله الحمد. الحمد لله الذي جعل الأعياد بالأفراح والسرور. وضاعف للمتقين جزيل الأجور. وكمل الضيافة في يوم العيد لعموم المؤمنين بسعيهم المشكور. اشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له العفو الغفور. واشهد ان سيدنا ومولانا محمدا عبده ورسوله الذي نال من ربه ما لم ينله مقرب ولا رسول مطهر مبرور. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد النبي الأمي وعلى آله واصحبه الذين كانوا يرجونا تجارة لن تبور. وسلم تسليما كثيرا. اما بعد: فيا ايها الإخوان, اتقو الله! وعلموا يا اخواني رحيمكم الله اَنَّ يومَكم هذا يوم عظيم يتجلى الله فيه على عباده من كل مقيم ومسافر. فيباهى لكم ملئكته وانتم مكبرون فيه اظهارا لشعائره في كل مكان طاهر. فقال الله تعلى ولم يزل قا ئلا عليما. ان الله وملائكته يصلون على النبي يآيها الذين امنوا صلوا عليه وسلم تسليما. اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه والتبعين. وارض عنهم برحمتك يا ارحم الراحمين. اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات. اللهم ادفع عنا الغلاء والبلاء والفحشاء والمنكر والقحط والوباء والسيوف المختلفة والشدائد والأمراض والمحان والفتن ما ظهر منها وما بطن من بلدنا هذا خا صة ومن بلدان المسلمين عا مة انك على كل سيئ قدير. ربنا اغفرلنا ولإخواننا الذي سبقونا بالإمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين امنوا ربنا انك رءوف رحيم. عباد الله! ان الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاءذى القربى وينها عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون. اذكرواالله العظيم يذكركم واسئلوه من فضله يعطكم ويهدكم ولذكرالله اكبر.

No comments:

Post a Comment